tegar ini adalah topeng
tuk tutupi rapuhku
senyum ini adalah tirai
tuk sembunyikan tangisku
kata-kata bijak ku paksa jadi selimut
tuk bungkus culasku
tapi sampai kapan ku mampu bertahan?
entah sampai kapan ku mampu pertahankan?
pandang kasihan orang sekitar
membuatku jijik tuk ungkap kenyataan
kata aku mengerti yang diberikan
memaksaku tuk terus sembunyi di balik tirai dan topeng
mereka kira aku begitu rapuh
hingga mesti patut mendapat kasihan
mereka anggap aku begitu goncang
hingga tak mengerti kenyataan
aku akui kebenaran suara di telinga kiri kanan
tak ku ingkari rapuh dan goyang sendi kehidupan
tapi,
ku berpikir tiap orang punya masing-masing jalan kehidupan
tidak ada yang lebih berat
pun yang lebih ringan
tak patut mereka menaruh kasihan
tak layak pula mereka mencoba memberi pengertian
hanya pada-Mu ku coba kembalikan segala
hanya pada-Mu ku ingin sandarkan semua
hanya pada-Mu ku harap tempatku bergantung satu-satunya
biarlah dalam pandang dunia segala tegar jiwa
biarlah dalam mata manusia senyum dan tawa
biarlah kaca mata sesama tampak kebijakan kata
ku ingin hanya mengeluh,
mengadu pada-Mu
hanya pada-Mu
Pemilik semestaku
raga dan jiwaku
Kategori
Sabtu, Agustus 07, 2010
Dosa......................
Sebuah perumpamaan...
Perumpamaan tentang dosa...
Seperti getah.., semakin disentuh...
Semakin mengotori...
...
Hitam kelam melebihi malam..., sedikit cahaya menerangi tapi tak lagi diacuhkan...
Karena dalam gelapnya memberi khayalan kenikmatan...
Ibarat candu..., memberikan bahagia sementara.... Lalu menjadi nestapa yang menyiksa...
Terlihat menyegarkan untuk kau arungi..., dan saat tlah berada didalamya... Tak ubahnya seperti pasir hidup tak berdasar...
Pahamilah...
Sebelum terlanjur masuk terlalu dalam...
Menangislah
Tadinya aku mengira bahwa selarut ini, tak mungkin aku temukan kalimat yang ramah menyapa hatiku yang sedang piatu.
Bibirku bergetar menahan teriak hatiku yang menggelegar dengan kerinduan untuk menangis.
Menangislah … dengan setulus-tulusnya air mata
...
Bagi hati dan bibir yang tak lagi mampu mengeluh, air mata adalah doa yang paling jujur dan yang paling membebaskan.
karena kita jiwa kecintaan Tuhan
MTGW
Bibirku bergetar menahan teriak hatiku yang menggelegar dengan kerinduan untuk menangis.
Menangislah … dengan setulus-tulusnya air mata
...
Bagi hati dan bibir yang tak lagi mampu mengeluh, air mata adalah doa yang paling jujur dan yang paling membebaskan.
karena kita jiwa kecintaan Tuhan
MTGW
Selasa, Juni 01, 2010
Dalam Sunyi
Jalan Sepi...
Aku tertatih dalam duka
Hari sunyi...
Aku letih memendam rasa
Kucoba sentuh dunia yang indah itu
Namun yang dapat kugenggam hanya sekepal hayal
Kucoba terenyum dan yakin kiranya hari penuh cahaya itu tiba
Mengusir selubung sunyi dihati
Aku tertatih dalam duka
Hari sunyi...
Aku letih memendam rasa
Kucoba sentuh dunia yang indah itu
Namun yang dapat kugenggam hanya sekepal hayal
Kucoba terenyum dan yakin kiranya hari penuh cahaya itu tiba
Mengusir selubung sunyi dihati
Sabtu, Mei 29, 2010
Untuk Sebuah Hati
Perhatikanlah!
Nafas-nafas yang tiada ujung pangkal
mengapa kau jadikan tumpuan
Rindu itu bertaut, bukan dengan bayangan
Pikirkanlah !
Kepada siapa berlabuhnya sebuah hati
Berapa lama lagi engkau akan bermimpi
Raga semakin ringkih membawa diri
Raga kian tak sabar menunggu mati
Hai Hati,
Kegersangan merindu siraman
Kehausan jangan membawamu mereguk lautan
Sesuatu tengah dicari, belum lagi kau temui
Akankah disini engkau dapati…
Kian maya saat dirasa nyata
Jangan bersandar pada nyanyian indah
Jangan berkaca pada cermin yang pecah
Bersandarlah di tepi malam
Ketika selimut membuai tiap hati insan
Percayalah pada kekuatan ikhlas
Karena Dia Maha Menenangkan
Teman, untukmu puisi ini...engkau yang mencari tenang...
Nafas-nafas yang tiada ujung pangkal
mengapa kau jadikan tumpuan
Rindu itu bertaut, bukan dengan bayangan
Pikirkanlah !
Kepada siapa berlabuhnya sebuah hati
Berapa lama lagi engkau akan bermimpi
Raga semakin ringkih membawa diri
Raga kian tak sabar menunggu mati
Hai Hati,
Kegersangan merindu siraman
Kehausan jangan membawamu mereguk lautan
Sesuatu tengah dicari, belum lagi kau temui
Akankah disini engkau dapati…
Kian maya saat dirasa nyata
Jangan bersandar pada nyanyian indah
Jangan berkaca pada cermin yang pecah
Bersandarlah di tepi malam
Ketika selimut membuai tiap hati insan
Percayalah pada kekuatan ikhlas
Karena Dia Maha Menenangkan
Teman, untukmu puisi ini...engkau yang mencari tenang...
Langganan:
Postingan (Atom)
Ruang Tamu
Puncak Selera Jiwa
Pojok Hikmah
mimpi dapat diperpanjang. tidak peduli berapa usia kita atau apa kondisi kita, karena masih ada kemungkinan belum tersentuh di dalam diri kita dan keindahan baru menunggu untuk dilahirkan. Karena Bermimpilah ! untuk esok yang indah