Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Kategori

Artikel (4) Dakwah (7) Motivasi (3) Muhasabah (11) Munajah (7) Prosa (5) Puisi (18) Tarbiyah (2)

Jumat, Juni 12, 2009

Indahnya Ukhuwah




Ukhuwah...
ibarat satu janji yang dibuat dalam hati
tak dapat ditulis
tak dapat dibaca
namun,
takkan terpisah oleh jarak
takkan berubah oleh masa
takkan sirna oleh amarah
ia kan selamanya di dalam jiwa...

Ukhuwah itu...
degup penuh makna
yang mengalir indah
berawankan keTSIQOHan
yang menembus karang PRASANGKA dlm hati...

akhirnya...
tiada kata indah seindah kata UKHUWAH .


Kamis, Juni 11, 2009

Akhi, Aku Hanya Bisa Sampai di Sini..Maafkan !




Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan menghitung hari-hariku dengan bijaksana bersamanya
Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan selalu berada di sampingnya dan berdoa untuknya
Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan menghiburnya pada saat ia menjalani hari-hari yang berat
Jika aku boleh mengulang waktu
Aku akan menguatkannya dalam menjalani hidupnya yang pahit

Jika Tuhan hanya mengabulkan satu permintaan..
Aku ingin berdoa,
Bangunkan dia
Jangan panggil dia sekarang
Karena dia belum siap..

Jika saja aku tidak terlalu sibuk dengan duniaku sendiri
Jika saja aku ada saat dia membutuhkan aku..



Aku tahu hatinya menjerit
“Di mana dia saat aku kesusahan?
Di mana dia saat aku membutuhkannya?
Di mana dia, yang selalu menyebut dirinya sahabat sejati
Yang akan menguatkan dan mendoakan sahabatnya?”

Tapi dia hanya dapat tersenyum tanpa arti
Aku tahu hatinya galau
Hatinya geram
Hatinya marah
Mukanya panas
Dan ingin memakiku

Maafkan aku, sahabat..
Aku tidak sempat membantumu
Mendoakanmu
Menguatkanmu
Menghiburmu
Selama kau masih ada

Maafkan aku, sahabat
Kalau aku menyakiti hatimu
Kalau aku membuat hatimu kecewa
Maafkan aku karena aku tidak mengerti benar
Apa arti sebuah persahabatan

Aku hanya hadir
Saat kau bahagia
Saat kau mengembangkan senyummu
Saat kau senang

Pada saat kau jatuh, aku tidak membantumu berdiri
Pada saat kau lemah, aku tidak menguatkanmu
Pada saat kau susah, aku tidak ada untuk menolongmu
Pada saat kau menangis, aku tidak menyerahkan pundakku
Pada saat kau difitnah, aku tidak membelamu

Sesempit itukah arti persahabatan?

Semua tinggal masa lalu..
Waktu tidak akan mungkin berputar mundur
Dan kembali ke masa lalu

Semua hanya tinggal penyesalan
Dan pertanggungjawabanku kepadaNya

Yang kutahu, kau sedang melihatku dari atas
Dengan raut muka yang sedih dan kecewa

Sahabat, terima kasih..
Darimu aku belajar
Apa artinya sebuah penghargaan, cinta kasih dan persahabatan
Darimu pula aku mengetahui
Bagaimana rasanya ditolak dan tidak dihargai

Terima kasih telah menganggapku sebagai sahabat sejatimu
Dan maafkan aku..
Karena telah menyakiti hatimu dan membohongimu
Kalau aku sahabat sejatimu..

Selamat jalan, sahabat
Maaf, aku hanya dapat mengantarmu sampai di sini..

Selasa, Juni 09, 2009

Teman! Mari Menghisab Diri


Renungan atas usia, Persembahan untuk Masram temanku

Teman..berdirilah di depan cermin ketika malam berganti pagi
Di saat bulan akan kembali di peraduannya
Bintang mulai meredup cahayanya
Apa yang kau dapat?
Teman..menolehlah sejenak kebelakang
Lihatlah goresan cerita yang telah kau buat setahun ini
Hapuslah cerita yang membuat kau sakit dan menangis
Renungkanlah semuanya
Teman..kuncilah pintu kamarmu
Ambilah air wudhu
Mengadulah pada DIA yang telah menciptakanmu
Tumpahkanlah semuanya
Teman..di hari kelahiranmu
Peganglah tangan penjaga jiwa dan hatimu
Karena kutahu engkau sangat sayang padanya
Tersenyumlah menjalani hari baru
Teman..
Hanya ini yang dapat kuberikan padamu
Selain doa dan harapan bahwa kau akan bahagia
Dengan orang yang ada di sekitarmu

Salam Milad, Adikku!

Untuk Ahmad.............

tak cukuplah sejuta bunga
pun warna-warninya menyusun rupa
jari-jemarimu adalah doa
meruntuhkan ruang dan waktu
menuntunku ke batasan yang kukira sepanjang hidupku, ada
matamu suluh peluluh
jika tangis luruh sulihan embun
bintang lenyap bulan silap
tak apa
senyummu sihir selinap
jika tawa sirap surutkan bara
matahari padam bumi henti
tak apa
hadirmu di helai rahasia
menyelinap pekat
hujan logika
gerimis rasa
aroma ringkih dunia-kecilku
lantunan lirih di jelang mimpi
terhenyak aku ingin berjaga
pastikan nyaman jalan di ujung kakimu
slam milad, ukhai…..
amin


UNTUK SEORANG SAHABAT

PUISI YANG TETAP MEMBALUTNYA
KATA YANG BICARA PADA SEGALA
KENANGAN HARI LAHIR YANG TETAP MEMBUATNYA HIDUP

Sahabat,
Segala waktu yang melesat seperti anak panah
dan lepas bagai padang-padang sungai yang jernih
bergulir dan menghidupkan kita bait demi bait
seperti juga tentang segala gelak, perjalanan,
perjumpaan dan kaca-kaca bening yang pernah ternikmati

Aku tahu,
Puisi adalah jendela jiwa
Sekarang kau bicara tentang kekeringan, kegelisahan kata,
kengerian yang membalut disetiap tidurmu.
Padang-padang hatimu mulai membayangi tentang kesepian dalam
sendirimu,
mulai membayangi tentang segala puisi yang hambar jiwa,
dan segala kata yang mulai luntur maknanya.

percayalah,
puisi dan segala kata yang terbalut makna
akan terus hidup pada mereka yang teristimewa!
puisi akan terus mengalir
ia akan bergulir dengan manisnya

Perjalanan ini tidak hanya sepanjang cemara
Segala asa berdetak terus dalam pusaran waktu
(seperti juga semua kelampauan
untuk romansa-romansamu)






Sabtu, Juni 06, 2009

Ketika lisanku tak terjaga

Untukmu Wahai Orang Baik

Wahai orang baik

Potongan-potongan ayat suci Tuhan

Kau kirim dengan segenap rasa

Atas luka-lukamu yang berdarah

Untuk ku yang melukaimu



Wahai orang baik

Kumohon maafkanlah kesalahan lisanku

Jika itu telah melukai nafasmu

Mengendap dendam yang memburu

Berharap aku juga merasakan sakit itu



Wahai orang baik

Aku ingin kabarkan padamu

Beri maaf yang sempurna untukku

Maaf yang sempurna

Dengan segenap jiwa

Kemanusiaanku



Tapi kumohon …

Jangan kau kirim lagi

Ayat-ayat dan titah nabi

Yang melukaiku berkali-kali

Bukan menyadarkanku

Tapi membuatku mengutuk setiap kekuranganku

Bukan mengingatkanku

Tapi menohok kehidupanku



Kumohon…

Biar aku belajar sendiri

Makna kesucian yang hendak kau sampaikan

Lewat ayat-ayat Tuhan



Kumohon…

Berhentilah…

Asal kau tahu

Andai dapat memutar waktu

Maka aku berharap bisa melebur kataku

Menjadi debu yang mengendap

dan takkan terucap

Berharap dalam garis nasib yang telah kering

Akan kubasah dengan airmata

Mencoret sebaris namamu

Dalam setiap memori waktuku



Hatiku belum lembut, lisanku belum halus.

Allah SWT yang Maha Baik, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang itu tidak pernah tidak mengabulkan doa hambaNya. Termasuk doaku. Hanya saja aku belum pintar untuk memaknai dan menyikapi doa-doaku yang terkabul itu.

Kesalahanku bersikap, salah berucap, dan salah memikirkan sering menggagalkan dan menolak secara tidak sengaja terkabulnya doa. Secara tidak sengaja karena aku merasa belum mengerti dan masih sangat perlu pembelajaran tentang kesabaran dan keikhlasan akan ketetapan Allah SWT, akan terkabulnya doaku tadi.

Allah pasti telah menyediakan pijakan-pijakan untuku, agar aku dapat meraih impianku yang selalu aku gumamkan dalam doa-doaku. Namun mulai samar tersadar kini bahwa aku kurang terampil, kurang sabar dan kurang ikhlas menapaki pijakan yang sudah Belaiu sediakan untukku.

Aku mohonkan pada-Nya agar aku diberi rahmat hati yang lembut, tutur kata yang halus dalam keseharianku. Aku pun diketemukan dengan kondisi dimana seorang teman yang membutuhkan satu informasi yang kebetulan aku yang mengetahui informasi itu. Beliau menanyakannya padaku. Dan beberapa pertanyaannya aku simpulkan sebagai cerewet dan “ngeyel”, sehingga tanggapankupun kurang bersahabat pada temanku itu. Alasanku adalah, aku sibuk, kenapa temaku ini tidak mengerti?. Tidak ada kata-kata kasar yang keluar –menurutku-, tapi kurang bersahabat.

Aku tidak berbohong dengan alasanku itu, dan tidak salah juga sebenarnya kalau aku menyimpulkan temanku itu cerewet. Tetapi setelah percakapan itu selesai, aku ditegur oleh hati nuraniku “kenapa kamu bersikap seperti itu?”. Rasa menyesal menghinggap dan mengganggu ketenanganku hatiku, dan gangguannya lebih mengena daripada gangguan temanku tadi.


Aku tidak sabar, aku tidak peka dan tidak ikhlas dengan ujian yang Allah SWT beri.

Itu sebabnya hatiku belum lembut, lisanku belum halus.


KADO KECIL BUAT ISTRIKU

ISTRIKU......DENGARLAH... DEKAP...DEKAPLAH AKU
AKU SANGAT MENCINTAIMU...
MARI KITA BUANG DUKA... KITA KAN SALING MENYAYANGI...

MARI KITA BAGI SUKA
HENDAKNYA PERTENGKARAN KECIL SEGERA DAPAT DIATASI
BAHKAN JADI PENYEGAR CINTA KITA

HENDAKNYA PERKAWINAN INI BUKAN SEKADAR CINTA KASIH
TAPI JUGA SEBUAH TANGGUNG JAWAB

MARI TUNTAS KITA REGUK SATU GELAS BERSAMA
BAHAGIA... SUNGGUH BAHAGIA

ISTRIKU... MARI KITA RENUNGKAN
JALANAN TERJAL BERLIKU
KITA 'KAN MAMPU MELEWATINYA BERSAMA
MARI KITA BERGANDENG TANGAN

ISTRIKU... DUDUKLAH ISTIRAHAT SEJENAK
ATUR NAFASMU DAN TENANGLAH
KITA AKAN SEGERA BERANGKAT
BERLAYAR MENEMBUS PEKAT

HENDAKNYA KITA KAN BERLABUH
DI PANTAI YANG PENUH KEMBANG
HARUM WANGI SEMERBAK... ADALAH SURGA

KITA AKAN MEMBUANG SAUH
BERENANG KE PINGGIRAN
PELUK... PELUKLAH AKU
LEBURKAN JIWA RAGA KITA
KEMUDIAN KITA BERIKRAR
BAHAGIA... OH BAHAGIA


KUPERSEMBAHKAN UNTUK ISTRIKU TERCINTA



ANTARA PAGI DAN MALAM HARI

Tenanglah hatiku, karena langit tak pun mendengari
Tenanglah, karena bumi dibebani dengan ratapan kesedihan.
Dia takkan melahirkan melodi dan nyanyianmu.
Tenanglah, karena roh-roh malam tak menghiraukan bisikan rahasiamu, dan bayang-bayang tak berhenti dihadapan mimpi-mimpi.
Tenanglah, hatiku. Tenanglah hingga fajar tiba, kerana dia yang menanti pagi dengan sabar akan menyambut pagi dengan kekuatan. Dia yang mencintai cahaya, dicintai cahaya.
Tenanglah hatiku, dan dengarkan ucapanku.

DALAM mimpi aku melihat seekor murai menyanyi saat dia terbang di atas kawah gunung berapi yang meletus.
Kulihat sekuntum bunga Lili menyembulkan kelopaknya di balik salju.
Kulihat seorang bidadari telanjang menari-menari di antara batu-batu kubur.
Kulihat seorang anak tertawa sambil bermain dengan tengkorak-tengkorak.
Kulihat semua makhluk ini dalam sebuah mimpi. Ketika aku terjaga dan memandang sekelilingku, kulihat gunung berapi memuntahkan nyala api, tapi tak kudengar murai bernyanyi, juga tak kulihat dia terbang.
Kulihat langit menaburkan salju di atas padang dan lembah, dilapisi warna putih mayat dari bunga lili yang membeku.
Kulihat kuburan-kuburan, berderet-deret, tegak di hadapan zaman-zaman yang tenang. Tapi tak satu pun kulihat di sana yang bergoyang dalam tarian, juga tidak yang tertunduk dalam doa.
Saat terjaga, kulihat kesedihan dan kepedihan; ke manakah perginya kegembiraan dan kesenangan impian?
Mengapa keindahan mimpi lenyap, dan bagaimana gambaran-gambarannya menghilang? Bagaimana mungkin jiwa tertahan sampai sang tidur membawa kembali roh-roh dari hasrat dan harapannya?

Ruang Tamu


Tinggalkan Pesan Terbaikmu

Puncak Selera Jiwa

Pojok Hikmah

mimpi dapat diperpanjang. tidak peduli berapa usia kita atau apa kondisi kita, karena masih ada kemungkinan belum tersentuh di dalam diri kita dan keindahan baru menunggu untuk dilahirkan. Karena Bermimpilah ! untuk esok yang indah