Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Kategori

Artikel (4) Dakwah (7) Motivasi (3) Muhasabah (11) Munajah (7) Prosa (5) Puisi (18) Tarbiyah (2)

Sabtu, Februari 20, 2010

Karena Kita Tak Boleh Berpisah


Dalam perjalan bahtera rumah tangga itu...

akan selalu ada
pelangi dan mendung
di langit hati kita,........

Disinilah
kita laki-laki
suami.....
harus menempatkan akal
di atas perasaan kita....

Jika perasaan yang mendominasi jiwa kita
maka jika mendung itu datang
yang akan terjadi adalah hujan....
hujan air mata....

Inilah mengapa
banyak perceraian terjadi
karena ego yang merupakan bagian perasaan itu
mendominasi jiwamu....
dan akalmu pun tertutup

Jika istrimu marah
dengarlah.....
demi Alloh dengarlah.....

jangan coba-coba
dirimu ikut marah
bahkan lebih marah dari dia......

karena saat itu
istrimu ingin menumpahkan
semua isi jiwanya
dan ia ingin engkau dengar.......
iya...
dengar

seperti ketika Umar bin Khattab
di marahi istrinya
ia hanya diam
mendengarkan
padahal saat itu
Umarlah satu-satunya
Manusia yang setan pun takut padanya
karena ketegasan sikapnya.

Tapi ia hanya diam
diam
menyimak semua keluh kesah istrinya....

"Karena ia telah melahirkan anakku, menjaganya, mendidiknya.....maka marahnya itu, tak sebesar pengorbanan yang ia lakukan untuk keluargaku..."!!

Itulah jawaban
Umar
yang menyetak
kesadaran kita sebagai suami
bahwa menghargai Istri
dengan mendengarnya
adalah kebaikan........

Pada Umar kita belajar
mengendalikan ego kita......

Karena pada celah itu
Setan akan masuk lewat pembuluh darah kita
mengendalikan perasaan kita.....

dan ujung semua itu
masalah itu menjadi rumit
jika perasaan mu itu mengendalikan jiwamu
maka ucapan
kata "Cerai" dari mulutmu
bisa saja terucapkan
dan jatuhlah Talak itu.....
maka bertepuk tanganlah para setan disana...

karena secara syariat
engkau sudah tak sah lagi
sebagai suami
untuk dirinya....

semuanya karena akal tertutup
oleh perasaan kita
oleh ego kita.......

sahabat
di ujung catatan ini
ketahuilah jiwamu
jiwamu laki-laki
di dominasi akal

jangan biarkan perasaan mu
dikendalikan oleh Iblis dan bala tentaranya....

Karena Kita tak boleh berpisah.....
tak boleh bercerai........

Kubiarkan kau pergi


Aku tak akan memaksamu untuk selalu mencintaiku
Aku tak akan memintamu untuk memberikan apapun untukku
Aku tak akan memintamu untuk mencintaiku sepenuh hati
Aku tak akan memohonmu untuk tetap disisiku selamanya
Mungkin aku akan membiarkanmu pergi
Mungkin aku akan membiarkanmu untuk mencintai yang lain
Tapi bukan berarti aku tak mencintaimu
Aku hanya tak ingin menggenggammu terlalu erat

Karena jika itu terjadi
Aku tahu
Perlahan kamu akan meninggalkanku
Aku terlalu mencintaimu
Hingga aku tak dapat melakukan apapun
Jika kau ingin meninggalkanku
kubiarkan kau pergi tapi Aku tetap mencintaimu
Dan itu takkan berubah sampai kapanpun

Ini apa namanya ?


Entah apa yang sebenarnya ku rasa
Saat kau tak ada aku merasa kehilanganmu
Tapi ............
Saat aku melihatmu, aku merasa membencimu

Ingin sekali ku rengkuh dirimu
Jika ku ingat masa yang pernah kita lalui
Tapi tak jarang juga ku tak ingin bertemu denganmu
Jika ku ingat pengkhianatanmu

Hati ini terlalu sakit tuk memaafkanmu
Tapi terlalu sayang untuk membencimu
biar saja waktu berlalu
Membawa kenangan tentangmu

Jumat, Februari 19, 2010

Pergilah Sahabat


aku biarkan seorang sahabat pergi
mungkin pergi tanpa kembali
kini hilang tempat bercerita
untuk semua kisah cinta

berharap dia akan bertahan
tidak berpikir tentang kepergian
tapi tak ada daya untuk melarang
hanya bisa melepasnya pulang

Pergilah sahabat
engkau akan tetap lekat
meski terhalang sekat
untuk kita beradu nikmat

pergilah sahabatku....Kutunggu datangmu



Rabu, Februari 17, 2010

Rinaldi Suhbatii.......



Sahabat..Kau hadir mengisi hari ku
Slalu setia hadir bila aku membutuhkanmu, baik dikala suka maupun dikala duka
Seberat apapun jalan yang harus kita tempuh..seberat apapun rintangan yang harus kita hadapi, kau tetap tak bergeming untuk slalu menemaniku, bahkan dengan segala kebaikan dan kenurukanku, Kau habiskan waktumu untuk bersama ku, kau jalani hari-harimu disampingku dan sampai kapanpun mungkin kau akan selalu begitu

Sahabat..meskipun aku tahu terkadang kehidupanmu sendiri sudah cukup melelahkan, meskipun aku tahu terkadang masalahmu sendiri cukup pelik, namun itu gak menyurutkan langkah mu untuk selalu membantuku bila aku kesusahan dan tetap menjadi sahabatku.
Kau laksana pelita bagiku
Yang selalu menerangi jalanku yang berliku
Kau yang mengajariku tentang arti sebuah persahabatan yang sejati
Kau yang membuatku lebih mengerti tentang kehidupan ini.
Kau sadarkan aku dan kau membuka mata hatiku bahwa pasti ada jalan keluar disetiap persoalan hidupku

Sahabat..Sikapmu yang lembut, tutur katamu yang santun itu semakin membuatku tambah menyayangimu.
Semua kebaikanmu seperti membawaku ke alam mimpi yang indah dan rasanya aku gak mau terjaga dari tidurku.
Begitu indah memiliki sahabat sepertimu

Sahabat..dan akhirnya aku hanya bisa mengucapkan beribu-ribu terimakasih.
Terimakasih sudah mau menjadi sahabatku..Terimakasih sudah mau menemaniku..Terimakasih atas saran-sarannya selama ini..Terimakasih untuk semua yang telah kamu berikan untuk aku dan Terimakasih atas semua pengorbanan yang telah kamu lakukan selama ini.

Sahabat..aku hanya minta satu hal pada mu, Tetaplah menjadi sahabat sejatiku sampai kapanpun, bahkan sampai ajal yang memisahkan raga kita..

Renaldi, Nama sahabat itu. Setialah selamanya................

Cintamu Tak Pernah Terucap


Ku tak sangsikan cinta. ia tulus. tak pernah usang. tak pernah berdebu. tercipta sejak dulu. ku tak sangsikan rindu. ku telah menempatkanmu di balik hati yang biru.

kuterjemahkan saja isyarat cintamu. yang belum sempat terucap. mungkin batal karena malu.

kunilai saja bahasa tubuhmu. yang tiap lekuknya adalah simbol rasa. tentang cinta yang terkemas rapi. dan belum sempat kau persembahkan untukku.

curahkan semua rasamu. akan ku tumpahkan semua rindu. agar tidak hanya aku. tapi dunia juga tahu. kau mencintaiku. tapi cinta tetap tak terucap. hari ini kita bertemu dan hari-hari setelah ini. dimanakah kau…???

biarlah, biar saja kata cinta tak terucap. bahasa tubuhmu dan perbuatanmu adalah saksi cintamu.

itu cukup bagiku............

Minggu, Februari 14, 2010

Karena Kita Melangkah Bersama


Ku lihat ketenangan dan kedamaian pada wajahmu yang ramah,
ku rasakan kesejukan pada tatapmu yang teduh penuh kelembutan,
ku dengar irama terindah saat engkau berucap tuk sampaikan kata-katamu,
ku nikmati itu semua,
karena aku ada bersamamu,
karena kita melangkah bersama…
**


Ku lihat langkah-langkah yang engkau ayunkan semakin tegap,
tunjukkan kepercayaan dirimu yang kokoh!
semoga langkah-langkah itu bukan langkah terakhirmu,
semoga langkah-langkah itu adalah langkahmu yang pertama untuk meniti setiap rute perjalanan yang akan engkau tempuh,

ku lihat engkau semakin bersemangat,
ku nikmati itu semua,
karena aku ada bersamamu,
karena kita melangkah bersama…


“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

(Al Quran Surat At Taubah: 71)
http://engkaudanaku.wordpress.com

Suka Duka Bersahabat


Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.


Jumat, Februari 12, 2010

Ya Rasulullah, Rindunya aku padamu ...


Aku tak pernah mengenalmu ya Rasul, aku belum pernah bertemu denganmu. Namun
rasa rindu yang kupunya jauh melebihi rasa rinduku pada orang – orang
tercintaku.

Aku hanya mengenalmu melalui tulisan, kisah hidupmu dan apa yang di ceritakan
ALLAH melalui Firman Nya. Namun entah mengapa, rasanya sosokmu begitu kukenal
dengan baik. Aku mencintaimu ya Rasulullah, aku merindukanmu...

Andai aku bisa hidup di jamanmu, bahagianya aku wahai kekasih ALLAH

Terbayang betapa bahagianya bisa menatap wajahmu, mendengar suaramu dan selalu
mendapat bimbinganmu, ahhhh .... siapalah aku ini ....

Seperti punguk merindukan bulan, mendambakan sesuatu yang begitu besar,
sementara aku tak pantas mendapatkan itu ...

Ya Rasulullah ...
Berkali – kali kupanggil namamu, berkali – kali ku lantunkan shalawat dan salam
untukmu ..
Aku rindu padamu, sangat - sangat rindu ...

Ketika ku lihat kaumku di lecehkan karna pakaian dan sikapnya sendiri, aku
teringat padamu ya Rasul, saat kau menceritakan pada Fatimah putrimu tentang
apa yang kau lihat di neraka sana, bagaimana perempuan – perempuan yang tak
pandai menjaga aurat dan kehormatan dirinya mendapat siksa perih yang membuatmu
menangis mengingatnya. Bila kau saja menangis, lalu mengapa kami tak peduli ?
Mengapa kami mengabaikan saja rasa takutmu akan siksa yang akan menimpa kami
yang tak pandai menjaga amanah ALLAH ini ?

Jika engkau ada disini, kau pasti akan senantiasa mengingatkan kami akan hal
itu. Dengan kelemah lembutanmu, dengan kesabaranmu itu ....

Bagaimana mungkin kami bisa menganggap remeh tutur katamu ?
Bagaimana mungkin kami bisa tak peduli pada neraka ?
Sementara engkau tak sadarkan diri saat mengingat apa yang kau lihat di sana
...

Aku rindu padamu ya Rasul,
Hampir tak bisa ku tahan lagi rasa rindu ini,
Diantara tiang – tiang kokoh masjidmu yang agung, tak putus – putus air mataku
tertumpah. Menangis penuh rindu padamu.

Ya Rasul,
Pilu hatiku bila melihat bagaimana saudara – saudara Muslim ku mulai saling
bertikai satu sama lain, menganggap dirinya paling benar dan menyalahkan
saudaranya yang lain.. Padahal kau berpesan bahwa sesama muslim kami bagai satu
tubuh, yang bila salah satu bagian tubuh itu di lukai, bagian tubuh yang lain
ikut merasakan sakitnya. Bila kami saling bertikai bagaimana mungkin kami mampu
saling merasakan sakitnya ?

Andai saja engkau ada disini, aku yakin kau pasti akan mendamaikan kami dengan
bijak dan penuh kasih. Membuat kami saling menyadari kesalahan masing – masing
dan tak segan tuk saling memaafkan. Mengajak kami untuk kembali meluruskan
barisan, merapatkan shaff yang mulai terserak tak terurus. Engkau pasti membuat
kami kembali saling mencintai, bahkan melebihi saudara sedarah.

Di luar sana, banyak saudara – saudara seimanku yang kelaparan, kedinginan dan
bodoh. Bagaimana mungkin kami bisa tak peduli sementara kami ikut berkontribusi
pada keadaan itu ? Kami sering tak peduli tetangga kami masih ada yang tak
mampu, jangankan untuk sekolah, bahkan makanpun mereka sering tak bisa. Pakaian
seadanya dan rumah yang beratapkan langit. Kemana mata hati ini berlari ya
Rasul, saat diri ini tak peduli pada penderitaan sesama kami. Padahal pesanmu
pada kami yang mampu ini untuk senantiasa memelihara mereka yang yatim, papa
dan fakir. Kami hanya bisa mencaci, mengutuk dan marah saat akhirnya mereka
terpaksa melakukan hal tak terpuji karna keadaan yang memaksa.

Seandainya engkau ada disini, engkau pasti ada bersama mereka. Seperti doamu
yang selalu senantiasa ingin berada diantara mereka yang fakir, menguatkan
mereka, menyuapi mereka, merawat mereka yang sakit dan memberi minum mereka
yang dahaga. Dengan penuh cinta, kau pasti akan memeluk mereka yang kedinginan.
Engkau pasti ada untuk mereka yang yatim, papa dan fakir.

Di masjidmu yang suci, aku tersedu sedan menahan tangis. Perih rasa hati
menahan rindu ini...
Lantunan salam dan shalawatku terus memenuhi rongga jiwa. Aku hanya bisa
terisak di depan pusaramu dengan hati penuh luka melihat semua yang terjadi di
depan mata. Salamku terlantun penuh rasa perih, merasakan duka kehilangan
dirimu. Musibah terbesar yang harus di tanggung umatmu ini. Setelah
kepergianmu, satu persatu musibah datang silih berganti tiada henti menimpa
kami.

Ya ALLAH, di Raudhah aku memohon padaMu,
semoga Kau berkenan mendengarku yang dhaif ini,
Ampuni kami ya ALLAH, ampuni kami semua ...
Jangan biarkan kami terdzalimi dan saling mendzalimi, jangan biarkan permusuhan
menghancurkan kami yang saling bersaudara ...
Kuatkan kami ya ALLAH, kuatkan kami di jalanMu
Kuatkan kaki para Mujahid tuk berjuang menegakan agamaMu ya ALLAH
Jauhkan kami kaum muda dari fitnah dunia yang menyesatkan,
Yang hanya melengahkan dan melenakan kami dari mengingatMu
Membuat kami jauh dari sikap hidup Islami yang Kau tuntun dalam firmanMu
Jangan biarkan kami saling menghujat ya ALLAH
Jangan biarkan kami di lecehkan dan di rendahkan ...

Ya Rasulullah,
Salam serta shalawat terlantun untukmu,
Semoga ALLAH senantiasa melimpahkan kemuliaan untukmu wahai kekasih ALLAH
Kekasih semua makhlukNya yang kami rindukan ...
Sampaikan rindu ini padanya ya ALLAH, rindu kami pada rasulMu
Rindu tak terperi bila mengingat bagaimana cintanya beliau pada kami
Kami ingin membalas cintanya ya ALLAH dengan lantunan salam dan shalawat
untuknya
Menjalankan perintahMu seperti yang telah beliau contohkan ...

Kuatkan kami ya ALLAH
Kuatkan kami

Ya Rasulullah ...
Semoga kelak kami pantas menerima syafa’atmu
Dan pantas berdiri di belakangmu
Saat waktu itu tiba ...



Kepada Istri dan Anakku Yang Kusayang



Istriku sayang.. Kutitipkan amanah kepadamu.
Semoga engkau dapat melaksanakannya dengan baik dan penuh keikhlasan

Istriku..
Didiklah anak kita dengan kasih sayang.
Didiklah dia agar dapat mengenal Allah dengan baik.
Didik dia berakhlaq seperti Rasulullah. Akhlaq Nur Karimah.
Didiklah dia mengenal agamanya sebaik mungkin
Didiklah dia agar menjadi orang yang Istiqomah

Istriku. Jikalau anak kita besar nanti.
Ku Ingin dia tetap menjalankan apa yang telah kita ajarkan sejak kecil.
Ku ingin ia berguna bagi agamanya, bangsanya dan keluarganya.

Wahai Istriku dan Anak-anakku yang kusayangi.
Sembahlah Allah. Jangan kalian remehkan Dia.
Bersyukurlah di atas segala nikmatNya
Bersabarlah dalam menghadapi cobaan.
Waspadalah terhadap bujuk rayu syaithan.
Hindarilah segala macam fitnah dunia.
Berbuat baiklah kepada ibu bapak
Berbuat baik dengan tetangga.
Beramal shaleh, berinfaq dan bersadaqohlah.


Istriku...
Jikalau suatu hari nanti kita semua memenuhi panggilanNya
Kuingin kita kembali dalam keadaan penuh dengan keridhoanNya.
Kuingin kita ikhlas menuju RahmatNya.

Semoga Allah menyatukan kita semua didalam kebahagiaan..
Di dunia dan Akhirat. Amin

Cintaku Karena Allah, Aku Tak Peduli Bencimu


engkau tetap sahabatku, meski kau benci dan memusuhuki, kutelah berjanji mencintaimu karena Tuhanku, hanya Tuhanlah yang bisa menghalangiku. sedang kau...maaf, tak bisa menghalangiku.

Tahukah kau sobat???
Bahwa segala luka yang menyobek hatimu
Dapat juga ku rasakan dan menusuk jiwaku
Bahwa darah yang menetes dari luka itu
Seiring air mata yang mengalir di pipiku

Sadarkah kau sobat???
Bahwa kepedihan yang selalu tampak di wajahmu
Adalah mmpi terburuk yang membebaniku
Bahwa sikap dinginmu untukku
Adalah pedang yang terus menghujam dadaku

Dulu secercah tawamu yang indah
Selalu menggelitik jiwaku untuk tersenyum
Tapi kini semua tlah berubah
Dan bukan lagi kebahagiaan
yang mamapu kau berikan padaku

Karena sahabat...
kau cemari ikatan kita
Kau dengan mudah melepas jemariku
Padahal kau melihat aku
Rapuh tanpa kau di sampingku

Aku ingin kau jadi sahabat seumur hidupku
Tapi sebuah sungutan yg selalu ku dapat
Bila ku salah...
Sebuah nasehat yang selalu membimbingku bila ku marah
Takkan pernah jadi milikku
Kemana aku harus mencari semua???

Kau meninggalkan ku dengan alasan yang mengada-ada
Kau menarik dirimu
Di saat aku masih bertahan menyelamatkan semua
Kini apa yang bisa ku raih lagi???
Hanya tatapan dingin
juga Kebungkaman

Kenapa aku yang kau sakiti???
Kenapa kita bisa mengenal???
Dan kenapa aku terlalu percaya padamu???

Jawaban itu takkan pernah ada sahabat
Yang ada hanyalah kerianganmu terbebas dariku
Dan kesakitanku yang sangat menyiksa

Terus ku bertanya padamu
Apakah ada kata sahabat di hidupmu??
seperti apa sahabat yang sempurna untukmu???
Dan kenapa kau mau tinggalkan aku??

Tapi kau takkan mau menjawab
Cuma penggalan kalimat
yang bisa kau utarakan
"Aku tak mau membahasnya"

Sudahlah sobat
sekarang cuma beribu maaf untukmu dariku
Maaf bila ku yang bersalah
Hingga persahabatan ini berakhir
Maaaf bila terus mengusik
kehidupanmu sekarang yang begitu indah
MAAF SEKALI LAGI MAAF...
Bila samapai kapanpun
ku takkan pernah bisa menghapus
Semua bayanganmu dan kenanganmu

Meski kau telah pergi dan takkan kembali
Meski kauingin menuntaskaku
Dan menghapus aku dari hidupmu
Dan meski kau hanya sahabat yang membawa luka bagiku

Bagiku...
Kau selalu jadi sahabatku
Selalu dalam hidupku
Karena kau adalah sahabat
Yang memiliki arti
Dari dulu sampai sekarang
dan karena Allah aku mencitaimu
maka, cukup bagiku pahala dariNya.

Rabu, Februari 10, 2010

friends, do not leave me again



Alhamdulillah…Oh Allah..Hambamu ini kembali bermuhasabah diri..menghitung diri yang terlalu banyak melakukan kesalahan dan kelalaian…dalam bersaudara, .. betapa sedikitnya aku melakukan kebaikan pada saudaraku...kuatkan aku ya Allah.

Detik ini, fitrah hatiku merindui sahabatku, ia dulu seakan pergi, meski tetap ada disekitarku. Tuhan, Engkau lebih mengenalinya dari diriku…Namun aku bersyukur karena Engkau meminjamkan aku walaupun sekejap cuma…aku merinduinya. ya...gelak tawanya, tangisannya..bimbingannya..Ya Allah, aku pohon padaMU…Tempatkanlah dirinya didalam RahmatMU..ketika waktu yang Engkau janjikan..temukan kami bersama Rasulullah saw disurgaMU..

Hari ini, ia kembali bersamaku...jangan lepaskan ia lagi dariku, bahkan sekedar untuk merinduinya.

sahabat, sudahlah... jangan pergi lagi dariku.

Aku Sahabat bagi Diriku


Aku kehilangan sahabatku hari ini
Ia begitu lain dari biasanya
Ah, entah apa yang mengubahnya
Aku hanya rindu ia yang dulu..

Tapi sudahlah..
engkau adalah engkau
dan aku...
Aku menemukan sahabat sejati
Dia tempatku mencurahkan isi hati
Dia tempatku bertukar pikiran
Dia tempatku bercermin

Aku....
Menemukan sahabat baru

Dia....
adalah diriku sendiri

Sahabatku, mengapa kau begitu ?


Kau sahabatku. sebulan sudah tak bertemu. Tapi kenapa aku kecewa? Tahukah kau, aku mencarimu di tengah malam, berharap bisa kutemukan kembali seseorang yang aku sebut sahabatku bertahun-tahun yang lalu. Aku mencarimu, dan berharap sahabatku itu masih ada, di sana, seperti dulu. Dan aku rasa kau juga berharap aku masih sahabatmu yang dulu saat kau menerimaku.

Di tengah sepi ku, aku ingin tertawa bersamamu, seperti yang biasa kita lakukan dulu, aku ingin terhibur oleh keberadaanmu, seperti kau dulu selalu membuatku tersenyum. Maka inilah aku, mengetuk pintu rumahmu, dengan senyum selebar mungkin dan tawa setulus mungkin, bahagia karena kau mau membuka pintumu dan menerima aku lagi.

Dan di sanalah kamu, di balik pintu, membukakan pintu tapi tidak membiarkan aku masuk. Senyum dan tawaku yang kulemparkan untukmu, kau hempaskan mereka ke tanah. Canda ku, kau tepis mereka jauh jauh. Katamu aku berubah. Katamu, aku tidak menganggapmu serius. Kau pikir candaku mencemoohmu, kau pikir tawaku karena mentertawakanmu.

Kau bilang “kamu berubah”, lalu menutup pintu di depan mukaku. Kau membiarkanku berdiri semalaman di pintumu, bingung, akan sikapmu yang tidak bersahabat, padahal kupikir kau sahabatku. Semalaman aku di sana, di pintu luarmu, berdiri sendiri, meminta maaf padamu, akan salah yang tidak ku mengerti. Aku minta maaf, jika ternyata kau pikir aku mencemoohmu, mentertawakanmu.

Percayalah, aku hanya ingin tertawa malam itu bersamamu. Bukan mentertawakanmu.

Beberapa hari kemudian, kau bersikap seolah tak ada apa-apa. Seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah-olah aku tidak pernah datang ke rumahmu, menunggumu untuk membukakan pintumu untukku. Dan ketika aku kembali minta maaf, kau bilang kau hanya bercanda.

Kau bercanda, membuatku menunggu semalaman, menunggu agar diterima permintaan maafku atas salah yang aku tidak tahu. Sampai pagi aku masih sedih, berpikir betapa aku begitu berubah bagimu hingga tak kau bukakan lagi pintumu untukku. Dan parahnya, siang dan malam aku kecewa, bukan padamu, tapi pada diriku sendiri, ternyata sahabatku tidak menerimaku lagi, tidak menerima aku yang sudah berubah. Apa aku berubah sebegitu buruknya?

Kau bilang kau bercanda, dan kau minta maaf karenanya.

Huff. Tahukah kau, candamu itu sama sekali tidak lucu. Kau sahabatku, dank au tidak tau beratnya hariku kemarin, dank arena itu aku datang mencarimu, kemudian “canda” mu itu malah membuat hariku semakin terpuruk.

Aku sudah bilang, tawaku bukan mentertawakanmu, tapi aku tertawa agar kau tertawa bersamaku.
Mengapa tidak kau katakan baik-baik jika saatnya tidak tepat? Mengapa tidak kau utarakan dengan kata-kata jika tawaku mengganggumu? Mengapa tidak kau bicarakan apa salahku yang mengganggumu sehingga kau ber”canda” seperti itu? Mengapa kau menutupkan ku pintu, dan bukannya berbicara padaku?

Jika saja kau tidak begitu berprasangka, bahwa aku tidak serius, mentertawakanmu, mencemoohmu, mungkin aku tidak perlu sampai kecewa pada diriku sendiri. Jika saja kau tidak begitu berprasangka dan mau berhenti sejenak untuk bertanya “ada apa?” saat melihat perubahanku, mungkin kau akan tahu mengapa aku berubah. Mungkin saja kau akan tahu bahwa aku sedang sepi dan ingin kau menghiburku, tertawa denganku, hingga mungkin malam itu bisa kita habiskan bercanda tawa bersama, tanpa menggoreskan luka di hati masing-masing.

Sahabatku, waktu tlah membuat kita berubah, benar. Tapi orang seperti apa yang meninggalkan sahabatnya ketika bertemu kembali setelah sekian lama terpisahkan dan ia justru menolak orang yang dulu disebutnya sahabat,karena ia berubah tidak seperti yang diharapkan. Dan tanpa bertanya apa yang terjadi, tanpa mencoba mengejar waktu yang hilang di antara mereka, orang itu justru memalingkan muka dari sahabatnya. Tidak pernahkah terpikir olehnya jika sahabatnya itu telah mengalami banyak luka selama waktu yang hilang itu, dan kini ia kembali pada sahabat tersayangnya dengan harapan sahabatnya itu dapat membantu menyembuhkan lukanya?

Sahabatku, katakan bagaimana perasaanmu jika kau ada di posisiku ?

Ruang Tamu


Tinggalkan Pesan Terbaikmu

Puncak Selera Jiwa

Pojok Hikmah

mimpi dapat diperpanjang. tidak peduli berapa usia kita atau apa kondisi kita, karena masih ada kemungkinan belum tersentuh di dalam diri kita dan keindahan baru menunggu untuk dilahirkan. Karena Bermimpilah ! untuk esok yang indah