Kategori
Sabtu, April 18, 2009
Pengorbanan itu indah, friend !
Bila kita mengerti bahwa pengorbanan adalah untuk keuntungan kita juga,
dan apabila kita mengerti bahwa yang kita berikan sebagai korban adalah hak mereka yang menerima,
dan bila kita percaya bahwa janji itu benar -
maka sebuah pengorbanan sama sekali bukan sebuah pengorbanan,
tetapi sebagai sebuah tindak kasih sayang,
sebuah kecintaan bagi jiwa-jiwa besar
(Mario Teguh - Sacrifice)
Seringkali kita menuntut seseorang untuk memenuhi permintaan kita sebagai prasyarat untuk memberikan permintaannya, walau terkadang kita menyadari bila orang tersebut berada dalam posisi yang seimbang atau bahkan kurang dari kita. Tidak jarang pula kita sampai hati untuk mengucapkan kalimat : "kalau kamu sudah berubah, baru saya akan berubah", atau kalimat lain yang setara dengannya.
Keadaan ini akan berputar tanpa akhir, hingga salah seorang diantaranya dapat mengerti arti "pengorbanan".
Sungguh merupakan suatu anugerah bila kita diberikan sesuatu yang sangat kita butuhkan. Walau terkadang sesuatu yang diterima tersebut, ternyata juga merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh orang yang memberi.
Apakah kita akan merasa bahagia ketika menerima pemberian ini ?
Pada awalnya saya menjawab dengan keyakinan tinggi bahwa yang menerima tentu akan merasa bahagia. Namun semakin saya renungkan keyakinan tersebut semakin memudar.
Dalam perenungan saya, tergambar ada dua orang kakak beradik yang kekurangan, berjuang untuk mendapatkan makanan yang sangat berguna untuk mengusir kelelahan dan kelaparan yang senantiasa menghampiri.
Tidak jarang dua kakak beradik ini menambatkan harapannya kepada orang-orang yang lebih beruntung, untuk mengetuk nurani agar dapat mendapatkan sisa dari yang telah selesai dinikmatinya. Namun tidak jarang juga, harapan ini berakhir dengan keserahan.
Saya membayangkan pada suatu waktu, sang kakak yang telah menahan lapar seharian, mendapatkan sepotong roti yang masih segar. Namun sang adik tidak mendapatkan apa pun untuk dimakannya pada malam yang telah larut itu.
Bila ia memakan roti tersebut, maka adiknya akan tidur dalam keadaan menahan lapar yang menggerus dalam dinginnya malam.
Sang kakak yang sangat mengasihi adiknya, akhirnya memberikan sepotong roti tersebut kepada adiknya untuk dimakan.
Cinta itu jujur, sederhana dan cantik.
Bila perasaan itu jujur, ia tidak membutuhkan penjelasan yang berkepanjangan
Timbul pertanyaan dalam benak saya :
Apakah yang dirasakan oleh sang kakak ketika melihat adiknya makan, sedangkan dirinya harus kembali menahan lapar ?
Sepertinya saya dapat tersenyum dan menjawab bahwa sang kakak pasti merasakan kebahagian yang mengalahkan rasa laparnya.
Apakah yang dirasakan oleh sang adik ketika menerima pemberian tersebut, sedangkan kakaknya berkorban untuk menahan lapar ?
Sepertinya saya hanya terdiam dan menjawab bahwa sang adik mungkin merasakan kesedihan dalam setiap potongan roti yang dimakannya.
Kadang kala akan timbul suatu perasaan bersalah ketika kita menerima pemberian tersebut, namun kita tidak cukup kuat untuk menolak pemberian tersebut.
Ketulusan mungkin terlihat sederhana dan santun,
tetapi ia memiliki kekuatan yang dijamin oleh keajaiban
Dari kisah ini, saya mendapati beberapa point hasil perenungan sesaat :
Berkorban adalah memberi dalam kekurangan
Berkorban membutuhkan perasaan cinta kasih yang besar
Berkorban memerlukan keikhlasan tanpa mengharapkan balasan
Berkorban mengalir dari orang yang lebih kuat
Berkorban membangun respek diri
Berkorban memberikan perasaan bahagia
Ternyata tidak ada yang dikurangkan pada saat berkorban, termasuk harga diri dan ego kita.
Dan bila kita benar-benar mengasihi, kita akan rela untuk mengorbankan apa saja, termasuk diri ini untuk keselamatan dan kebahagian orang yang kita kasihi. Hal ini jugalah yang menjadi dasar keberanian seorang ibu yang lembut ketika menerjang seekor buaya besar yang sedang mengancam keselamatan anaknya.
Anda belum benar-benar mengasihi,
sampai Anda menyerahkan diri Anda sepenuhnya.
Anda bisa memberi tanpa mengasihi,
tetapi Anda tidak mungkin bisa mengasihi tanpa memberi.
Kasih sayang adalah pemberian,
maka kasih sayang dengan nilai tertinggi adalah yang memberikan keseluruhan hidup kepada yang dikasihinya
Bila demikian besar kasihmu, mengapa begitu sulit bagimu untuk berkorban ?
Penderitaan adalah api yang membentuk emas,
atau api yang mengubah kayu menjadi arang yang legam
Kita cenderung untuk berfokus pada rasa sakit,
lebih daripada upaya kita untuk meredakan rasa sakit itu
Kita cenderung untuk berfokus pada rasa sakit,
lebih daripada upaya kita untuk meredakan rasa sakit itu
Semoga tulisan ini dapat menambahkan kekuatan dalam mengasihi orang-orang terdekat kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ruang Tamu
Puncak Selera Jiwa
Pojok Hikmah
mimpi dapat diperpanjang. tidak peduli berapa usia kita atau apa kondisi kita, karena masih ada kemungkinan belum tersentuh di dalam diri kita dan keindahan baru menunggu untuk dilahirkan. Karena Bermimpilah ! untuk esok yang indah
0 komentar:
Posting Komentar