Kepada gadis Palestin itu kuserahkan bunga
Ia tak bertanya, dari mana gerangan kuperolah kuntum lili itu
Ia terlalu tenggelam dalam perasaan yang megah
Seolah dunia memandangnya dengan mata berbinar
Sejenak terlupa, angin tetap mengirim debu
Pada antero derita yang ditanggungnya
Pipinya merah dadu
Sebuah paras yang luput dari lukisan perang
Bibirnya terbasuh kesumba
Oleh gemetar kata-kata yang hendak diucapkannya
Kepada gadis Palestin itu kuserahkan mahkota
Yang terbuat dari kertas surat kabar, terlampau sederhana
Lalu ia janjikan sebuah pasmina
Yang pernah berbulan-bulan menutupi rambutnya
Seolah aku, dalam tiupan angin kering ini, telah mencium
aroma wangi lehernya yang melekat di ujung rajutannya
Matanya mengandung cahaya
Tentu itu api harapan yang sengaja dinyalakan
Sebelum aku pulang, istirah dari kemelut
Seraya merasa bersalah telah meninggalkannya
Dalam marabahaya
Tapi cinta tetap tumbuh
Seperti lumut yang mendekap batu
Ah, tidak!
Seperti butir pasir yang selalu kembali ke
hamparan gurun
Daftar Isi
-
▼
2009
(91)
-
▼
Januari
(31)
- Johansyah memendam cinta
- ketika cinta tak terbalas ( Nasehat untuk Jo Sahab...
- Ternyata.......Menikah, Bukan Sekedar Memadu Cinta
- Ed..Masalahku, Maslahmu. Kucoba Berpesan
- Lapar di hadapan Nasi........
- Arti Dua Orang Sahabat
- Gaza Tonight
- Bukti Cinta pada Palestina
- Menolak Cinta Allah? sebuah refleksi
- BERGERAKLAH, KARENA DIAM ITU MEMATIKAN
- Wasiat Cinta Seorang Ustadz, Baca & Bergeraklah !
- Istriku
- laknat!!! Tunggu Pembalasanku!
- Dandi, Padamu terhimpun asa dan cita
- Dunia Islam Kini
- Cinta adalah Perbuatan
- CINTA AKAN HIDUP
- MALAM INI KUSEPI SENDIRI
- Cinta dan Jihad
- Jihad yang Hilang: Cinta dalam Islam
- Mengendalikan Cinta dengan Jihad
- Palestina Menyapa Cinta
- Seribu Cinta untuk Palestina (dar...
- Cinta di Tengah Konflik Palestina
- PERANG CINTA PALESTINA
- CINTA TETAP TUMBUH
- Merindukanmu (lagi)
- Nikah, Antara Idealita dan Realita
- Dakwah dan Cinta
- As Sisi, Aktivis Harakah Penuh Cinta
- Awali Masa Dengan Cinta & Gerak
-
▼
Januari
(31)
Kategori
Senin, Januari 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ruang Tamu
Puncak Selera Jiwa
Pojok Hikmah
mimpi dapat diperpanjang. tidak peduli berapa usia kita atau apa kondisi kita, karena masih ada kemungkinan belum tersentuh di dalam diri kita dan keindahan baru menunggu untuk dilahirkan. Karena Bermimpilah ! untuk esok yang indah
0 komentar:
Posting Komentar