Inilah perang – seperti cerita keseharian – yang
tak pernah diumumkan
Telah habis halaman untuk menuliskan nama-nama
: Jumlah korban tak terjumlahkan
Bayi-bayi dilahirkan
Di bawah hujan abu
mesiu
Disematkan pada mereka:
Nama
yang selalu ingin mengelak sebagai
sarang peluru
Anak-anak dibesarkan
pada lengkung tahun yang muram
Seperti bendera yang dikibarkan
Hanya separuh gagah, di setengah tiang
Melalui gambar rajah
di tangan yang kelak bersimbah darah
Mereka belajar membaca peta
Yang tak pernah kekal
batasnya
Angin gurun selalu menghapus
jejak dan gugus
Dengan kelopak hangus
jiwa yang terluka
Orang-orang ditahbiskan
menjadi pahlawan
pada genangan dendam
Karena perang ini – seperti sebuah rutin – tak
pernah diumumkan
Bahkan pada beranda rumah
Tempat mereka selalu berkemah
Daftar Isi
-
▼
2009
(91)
-
▼
Januari
(31)
- Johansyah memendam cinta
- ketika cinta tak terbalas ( Nasehat untuk Jo Sahab...
- Ternyata.......Menikah, Bukan Sekedar Memadu Cinta
- Ed..Masalahku, Maslahmu. Kucoba Berpesan
- Lapar di hadapan Nasi........
- Arti Dua Orang Sahabat
- Gaza Tonight
- Bukti Cinta pada Palestina
- Menolak Cinta Allah? sebuah refleksi
- BERGERAKLAH, KARENA DIAM ITU MEMATIKAN
- Wasiat Cinta Seorang Ustadz, Baca & Bergeraklah !
- Istriku
- laknat!!! Tunggu Pembalasanku!
- Dandi, Padamu terhimpun asa dan cita
- Dunia Islam Kini
- Cinta adalah Perbuatan
- CINTA AKAN HIDUP
- MALAM INI KUSEPI SENDIRI
- Cinta dan Jihad
- Jihad yang Hilang: Cinta dalam Islam
- Mengendalikan Cinta dengan Jihad
- Palestina Menyapa Cinta
- Seribu Cinta untuk Palestina (dar...
- Cinta di Tengah Konflik Palestina
- PERANG CINTA PALESTINA
- CINTA TETAP TUMBUH
- Merindukanmu (lagi)
- Nikah, Antara Idealita dan Realita
- Dakwah dan Cinta
- As Sisi, Aktivis Harakah Penuh Cinta
- Awali Masa Dengan Cinta & Gerak
-
▼
Januari
(31)
Kategori
Senin, Januari 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ruang Tamu
Puncak Selera Jiwa
Pojok Hikmah
mimpi dapat diperpanjang. tidak peduli berapa usia kita atau apa kondisi kita, karena masih ada kemungkinan belum tersentuh di dalam diri kita dan keindahan baru menunggu untuk dilahirkan. Karena Bermimpilah ! untuk esok yang indah
0 komentar:
Posting Komentar