Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Kategori

Artikel (4) Dakwah (7) Motivasi (3) Muhasabah (11) Munajah (7) Prosa (5) Puisi (18) Tarbiyah (2)

Sabtu, Februari 14, 2009

Sahabat ! Duka telah membuat resah jiwa kita




Refleksi atas ukhuwah yang tersekat, Mari berbenah





Gamang, mengisi hari-hariku
Tapak kakiku pun menjadi goyah bahkan tak sanggup lagi melangkah
Namun...
Adakah gundah gulana akan mengembalikan semua kenangan indah?

Dia pun sepertinya sama
Raut wajahnya kuyu dan kusam. Mata sayu menahan isak tangisan.
Kepedihan masih terasa menyayat dan menggurat,
menghela tumpukan gundah di dada yang semakin membuncah.


Perlahan rapuh meranggas jiwa hingga raga lelah dan kalah.
Rasanya Pupus segala harap, melukai indahnya impian masa depan.
Perih menatap setiap sudut rumah, apa yang tampak seperti ingin bercerita.

Hati kecil kami ingin berontak, namun kenyataan tak dapat diingkari dengan mudah. Tak kuasa jiwa menahannya, tumpah, dalam derai air mata.

Dalam sesegukan yang memilukan, terbentang serpihan siluet kenangan.

Bagiku Sederhana...
Hanya sepatah kata yang dapat menggambarkan sosok dirinya.
Lelaki itu memang biasa saja.
Namun, setiap sentuhan dan ucapannya selalu bermakna cinta yang teramat dalam.
Ia pun tak pernah ragu menantang kerasnya kehidupan bersamaku.
Bau keringatnya selalu menebarkan aroma pengabdian.

Lelaki itu sungguh biasa saja..
Ia hadir saat hati ini telah terlalu lelah berharap
lalu berikrar untuk selalu bersama dalam sebuah ikatan persaudaraan.
Tak ada yang dijanjikannya, kecuali hasrat menyulam pinta keridhaan Sang Pencipta. Waktu pun bergulir indah, bersama mengecap manisnya ukhuwah yang tulus

Hari-hari yang telah berlalu menjadi begitu penuh warna.
Ceria selalu mengisi rongga dada.
Resah yang terkadang singgah, terhapus oleh kebesaran jiwa.

Duhai Pemilik Cinta, betapa sujud panjang dan tetesan air mata kesyukuran, seakan tak ada artinya dengan apa yang telah Engkau berikan.

Hingga...
Badai menerpa. Laut bagaikan bergolak, langit pecah dan bumi merekah.
Pengabdian tanpa kenal lelah demi persudaraan yang tulus berbuah derita.
Sakit pun menyiksa hari-hari yang panjang lalu menidurkan sejenak
Duka telah membuat resah jiwa

sahabat yang dikasihi tampak kaku..ia seperti menyerah..
Hanya tetesan air mata kepiluan yang mengiring memecahkan sunyi.
Tak ada lagi tawa canda, hilang sudah untaian nasehat
atau pun lantunan syahdu ayat suci Al-Qur'an saat dirinya masih berada di sisi. Semuanya hanyalah kenangan yang menebarkan serpihan duka,
hingga membentuk anak-anak sungai di pelupuk mata.

Yaa Rabbi...
Sanggupkah diri ini menghadapi sisa hidup tanpa sahabat itu?

Kehilangan sahabat bagi jiwa telah membuat terpuruk jiwa dan raga.
Tegar yang dulu bersemayam, luruh dalam kepiluan dan kekhawatiran.
Jiwa pun tak mampu menahan ketidakberdayaan. Duka yang disengat perpisahan
memporak-porandakan cinta dan hasrat hidup bahagia
Gamang, seakan tak ada lagi tempat berpijak untuk masa depan.

Namun...
ini adalah awal dari sebuah cerita indah dalam kehidupan dua anak manusia,
maka masalah ini bukanlah akhir dari segalanya.
Memang, pasti ada yang hilang. Namun, masih ada banyak tinta pena untuk menulis kisah selanjutnya. Kisah-kisah yang tak kalah indah seperti kisah regukan cinta di malam pertama.

Sungguh tak ringan untuk memahami kenyataan bahwa duka telah memagut cinta,
namun roda kehidupan tak pernah berhenti berputar.
Gundah dan keluh kesah yang tak habis-habisnya pun tak akan memberi mamfaat
Yang terbaik adalah menata hati, jiwa, dan raga demi persaudaraan lebih baik?
Pasti tak mudah untuk membuka mata dan menatap bentangan jalan di muka.
Hidup memang selalu mengukir kenangan,
namun seharusnya hidup juga punya berjuta harapan.

Harapku...
Persahabatan tersulam kembali..
Semoga..

0 komentar:

Ruang Tamu


Tinggalkan Pesan Terbaikmu

Puncak Selera Jiwa

Pojok Hikmah

mimpi dapat diperpanjang. tidak peduli berapa usia kita atau apa kondisi kita, karena masih ada kemungkinan belum tersentuh di dalam diri kita dan keindahan baru menunggu untuk dilahirkan. Karena Bermimpilah ! untuk esok yang indah